Poligami Murai Batu merupakan suatu
praktik perkawinan kepada lebih dari satu Jantan
Murai Batu dengan Betina Murai Batu yang lebih dari satu ( TWO in ONE etbf). Bagi
penangkaran Murai Batu, sistem Poligami merupakan suatu cara untuk mempercepat
atau memperbesar produksi dengan tujuan akhir mencapai keuntungan yang lebih
besar. Dalam hal ini Penangkar harus jeli dalam menyiapkan dan memilih indukan
yang akan digunakan sehingga hasil yang diharapkan oleh Penangkar dapat
tercapai.
Kehidupan Murai Batu di alam juga
menganut system Poligami, hal ini terbukti apabila dalam suatu wilayah/sektor
hutan terdapat 1 jantan Murai Batu dan beberapa Betina Murai Batu maka pada
musim trotolan/anakan seluruh Betina Murai Batu tersebut membawa
trotolan/anakan masing-masing. (pengalaman
pemikat MB). Dari pengetahuan ini maka para pemikat Murai Batu di alam akan
melepaskan 1 jantan sebagai penerus generasi yang diharapkan akan mengawini
seluruh Betina Murai Batu yang ada sehingga para Pemikat akan tetap mendapatkan
hasil pikatan pada musim Trotolan/anakan. Dengan mencermati hal ini, para
penangkar dapat mencoba menerapkan system Poligami dalam penangkaran.
LANGKAH 1
Demi tercapainya tingkat keberhasilan maka langkah yang harus dilakukan penangkar antara lain:
1. Menyiapkan
dan memilih indukan.
INDUK
JANTAN. Induk Jantan disiapkan yang sudah siap
kawin dan dipilih induk jantan yang
sudah benar terbukti NGISI ( tidak mandul ). Dalam hal ini penangkar seyogyanya
menggunakan pejantan yang sudah produksi dengan melihat tingkat emosional yang
tidak terlalu lebih.
INDUK
BETINA. Induk Betina disiapkan yang sudah siap
kawin dan sudah saling kenal sehingga tidak terjadi perkelahian. Hal ini dapat
disiasati dengan mencoba mencampur 2 Induk Betina dalam satu sangkar atau
kandang. Untuk meyakinkannya maka penangkar dapat mencampur mulai dari usia
Trotolan/anakan sampai mabung pertama/remaja walaupun harus membutuhkan waktu
yang cukup lama.
LANGKAH 2
2. Melepaskan
2 induk Betina. Pelepasan 2 induk Betina ini ke dalam kandang tangkar terlebih
dahulu bertujuan untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan yang biasanya
membutuhkan waktu seminggu.
3. Memasukan
1 induk Jantan. Induk Jantan dimasukan ke dalam kandang tangkar dan masih dalam
kandang kecil untuk mencegah terjadinya penyeranganinduk Jantan yg bisa
berakibat fatal yaitu kematian. Adapun waktu yang dibutuhkan tidak ada ukuran
namun relatif disesuaikan dengan perilaku jodoh dan tidaknya antara induk
Jantan dan 2 induk Betina tersebut. (penangkar
sdh memahami tentang proses jodoh)
4. Melepaskan
induk Jantan. Waktu yang tepat
untuk langkah ini adalah pada sore hari menjelang gelap karena diharapkan
ketiga indukan ini akan segera mencari tempat untuk tidur. Khusus bagi
penangkar yang mempunyai pekerjaan tetap sebaiknya dilakukan pada hari libur
sehingga mempermudah pelaksanaan langkah berikutnya.
5. Monitoring
dan Kontroling. Langkah ini
digunakan Penangkar untuk memantau dan memeriksa hasil penjodohan yang telah
dilakukan sehingga resiko kerugian akan dapat dicegah/ditekan.
Adapun manfaat yang dapat diambil dari
penggunaan sistem Poligami ini antara lain :
1. Penghematan
dari segi induk jantan dan tempat.
2. Mudah
melakukan perawatan.
3. Peluang
dalam produksi lebih besar.
Selamat Berkarya. (ETBF)
Terima kasih pencerahannya Om Eddy...
BalasHapusJadi pengen ikut melestarikan ini burung nihh...